Target Angka Stunting Nol persen, Camat Minta Kades Berdayakan Setiap Kader Kesehatan

(Foto bersama usai melaksanakan rembuk stunting di gedung Desa Kelarik Air Mali, Kamis 29 Desember 2022)

Natuna, Poroskepri.com – Guna menekan angka stunting, Camat Bunguran Utara, Muhammad Taufik Hidayat, yang diwakili oleh Kasi PMD Kecamatan Bunguran Utara, Hariyanto, meminta seluruh Kepala Desa (Kades) se-Bunguran Utara untuk melakukan pelatihan terhadap semua kader kesehatan di tahun 2023.

Hal itu dikatakannya pada saat acara rembuk stunting tahun 2023 di Gedung Desa Kelarik Air Mali, Kamis (29/12/2022).

“Angka stunting tahun depan kita target pada angka nol persen. Kalau tidak memungkinkan minimal dibawah 14 persen yakni 12 persen. Untuk mencapainya, dan sesuai arahan, pada tahun depan semua desa se-Kecamatan Bunguran Utara harus menganggarkan untuk kegiatan pelatihan bagi semua kader kesehatan,” pintanya

Selain itu untuk memudahkan kerja kader kesehatan yang sudah ditetapkan disetiap desa, Hariyanto meminta baik itu kader balita, kader lansia untuk menyampaikan apa yang menjadi kebutuhannya kedepan.

Dikatakannya, angka stunting Kabupaten Natuna, khususnya di Kecamatan Bunguran Utara menurun dari tahun 2021.

“Tahun 2021 angka stunting 20 persen, sekarang tahun 2022, Alhamdulillah turun menjadi 14 persen. Secara Nasional dengan angka stunting dibawah 20 persen, kita sudah mencapai target,” jelas Hariyanto.

Adapun desa-desa yang sudah melaksanakan rembuk stunting diantaranya adalah Desa Belakang Gunung, Desa Kelarik dan Desa Kelarik Air Mali.

“Untuk Desa Gunung Durian serta Desa Teluk Buton, rembuk stuntingnya akan dilaksanakan besok. Setelah itu sesuai edaran dari Bupati, selanjutnya kita akan laksanakan rembuk stunting tingkat Kecamatan.” ucap Hariyanto.

Dirinya berharap kepada Tim Penanganan Percepatan Stunting (TPPS) baik di Desa maupun di Kecamatan termasuk pihak dari Puskesmas untuk lebih intens lagi dalam memberikan edukasi atau pemahaman serta lebih memperhatikan perilaku pola hidup, pola makanan terkhususnya bagi ibu-ibu hamil.

“Maka dari itu kita tegaskan, pada tahun depan masing-masing desa harus memberdayaan setiap kader kesehatannya. Upaya ini dilakukan agar setiap kader lebih memahami, mengenali apa itu stunting dan paham cara menanganinya. Yang terpenting mereka tahu apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Semoga peran dari masing-masing kader jadi lebih maksimal lagi,” pungkas Hariyanto.

Mon.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *