Kandidat Cagub Kepri di Mata Budayawan Melayu, Soerya Respationo Sosok Tepat Jadi Gubernur

Raja Malik memberikan penjelasan sejarah kepada Bapak Soerya Respationo ketika berziarah ke makam Hang Nadim di Bintan

Budayawan Raja Malik Hamzah Kepulauan Riau dan Zuriat raja-raja dari pulau Penyengat sekali lagi memberikan pendapatnya tentang Pilkada Gubenur dan wakil Gubenur kepulauan Riau 2020 berdasarkan pengalamannya sebagai penggiat dan informan kebudayaan Melayu.

Raja Malik sebagi Ketua Yayasan Kebudayaan Inderasakti Pulau Penyengat, yang berperan menyelamatkan warisan intelektual Melayu dalam bentuk ratusan Manuskrip dan naskah kuno, juga sebagai lembaga informasi Kebudayaan.

“Kami menyelamatkan dan menyimpan ratusan khazanah intelektual melayu. Naskah naskah kuno yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu ”jelas Malik, Senin (01/12/20) di Tanjungpinang. 

Ia menjabarkan, naskah naskah itu, seperti naskah bidang sejarah, agama, bahasa, kesusasteraan, perobatan, astronomi, politik dan pemerintahan juga ilmu seksual melayu dan bidang-bidang lainnya.

Termasuk karya-karya Raja Ali Haji. Menurut Malik, naskah tersebut sudah berumur ratusan tahun. Dari sumber dan rujukan lama ditambah lagi buku-buku terbaru tentang kebudayaan Melayu, diberikan informasi kepada siapa saja yangnya.

“Sampai saat ini, tercatat lebih dari 200 orang yang sudah kita bantu dalam penelitiannya tentang alam dan pengetahuan Melayu. Mereka dari kalangan akademisi yang sudah mendapatkan gelar kesarjanaan S1 sampai jenjang Doktoral, baik dalam maupun dari luar negeri, ”kata Raja Malik.

Tokoh yang pernah mendapat Anugerah Kebudayaan Indonesia dari Pemerintah pusat ini juga memberikan pendapatnya tentang Pilkada Gubenur dan Wakil Provinsi Kepulauan Riau tahun 2020.

Menurut Raja Malik dari tiga calon yang menjadi kontestan Pilkada saat pasangan Soerya Respationo dan Iman Sutiawan lebih menaruh perhatian pada pembangunan kebudayaan.

”Ini nampak dari visi misi mereka dan antusias ketika berdiskusi dan menyikapi perkara budaya, bahkan pergi berziarah ke tapak-tapak sejarah melayu yang ada di kepulauan Riau yang selama ini terabaikan disela-sela kesibukan mereka,” jelas Malik.

Yang membuat dirinya terbentuk pada sosok Soerya Respationo, yakni mempunyai kepedulian dan kerja nyata beliau dalam memberikan laluan yang lebih pada bidang kebudayaan, khususnya budaya Melayu.

“Masih segar diingatkan saya ketika beliau berjuang di Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau menjadi Dinas sendiri dari Dinas Pariwisata,” ucapnya masuk akal.

Ia pun menuturkan, bagaimana Soerya ketika memilih sebagai wakil Gubenur Kepulauan Riau ” bertungkus lumus berhempas pulas ” berjuang mengembalikan Pulau Berhala menjadi bagian Provinsi Kepri setelah lama di klaim dan masuk wilayah Provinsi Jambi.

Beliau juga sering berucap dalam pidatonya diberbagai majelis menyatakan bahwa slogan “ Tak Melayu Hilang di Bumi ” haruslah ditindak lanjuti dan ditumbuh kembangkan melalui konsep yang jelas pada pembinaan budaya, ”tambahnya lagi.

Diperlukan kerja yang terus menerus dan terukur serta pembiayaan yang cukup pada upaya pengelolaan budaya Melayu itu sendiri. Dirinya sangat berharap pada pemimpin yang mempunyai pemikiran seperti ini, yang akan membawa kemajuan pada kebudayaan dunia.

“Harapan besar kami untuk Pak Soerya Respationo dan Iman Sutiawan menjadi teraju dan pemimpin di bumi Segantang Lada ini tegasnya,” harapnya, seolah menggambarkan kemenangan bagi Sinergi.

Tokoh muda yang pernah terlibat langsung pada pengusulan Raja Ali Haji dan Sultan Mahmud Ri’ayat Syah menjadi Pahlawan Nasional, mengajak masyarakat bersama-sama berjasa dan berdoa untuk tujuan yang mulia ini. Insya Allah.

Sumber: istimewa – Editor: redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *