Tiga Bulan Tak Ada Progres, Direktur Baru PDAM Natuna Siap Mundur
Natuna, poroskepri.com – Direktur PDAM Tirta Nusa Natuna, Zaharuddin, menegaskan apabila dalam tiga bulan tidak ada progres atau kemajuan di tubuh PDAM Natuna, maka dirinya siap mengundurkan diri.
“Awalnya diminta 6 bulan, tapi saya target dalam 3 bulan ini harus ada progres atau perkembangan di PDAM. Baik itu dibidang administrasi, pelayanan dan sebagainya. Kalau tidak ada progres sama sekali dalam 3 bulan ini saya siap mundur,” ucapnya kepada sejumlah wartawan, di kantor PDAM Natuna Batu Kapal, Rabu (14/6/2023).
Selain membenahi administrasi, dan meningkatkan pelayanan baik didalam dan dilapangan, dirinya juga tengah fokus mencari solusi membetulkan 3000 lebih meteran air yang rusak.
“Meteran yang terpasang (pelanggan) ada sekitar 6000 lebih, dan 3000 lebih diantaranya mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut sudah hampir dua tahun lamanya. Jadi selama dua tahun ini dikalkulasikan PDAM Natuna mengalami kerugian mencapai 1,5 miliar, ” jelasnya.
Dikatakannya, rata-rata kerusakan tersebut terjadi pada gir meteran air. Setelah pihaknya melakukan pengecekan dilapangan ternyata yang membuat gir meteran tersebut tak berputar karena terganjal pasir, lumut, sampah dan sebagainya.
“Airnya tetap bisa dinikmati pelanggan, tapi kalau gir meterannya rusak tentunya angka meteran tak berubah-rubah. Jadi tiap bulannya pelanggan hanya bayar bebannya saja. Itupun sering di rapel sampai berbulan-bulan,” keluhnya.
Dirinya tak memungkiri, kerusakan tersebut terjadi karena PDAM Tirta Nusa Natuna belum memiliki Instalasi Pengolahan Air (IPA).
“Ya begitulah, kalau musim hujan air dipenampungan jadi keruh, ya sampai ke rumah-rumah juga ikut keruh karena kita belum memiliki IPA. Ditambah lagi pasokan air kita yang tidak memadai, apa bila masuk musim kemarau, baru dua atau tiga hari saja cuaca panas, penampungan kita langsung kering,” ujarnya.
Lanjut Zaharuddin, ia berjanji akan membenahi administrasi terutama terkait tagihan-tagihan pelanggan yang menunggak, terus memperbaiki meteran yang bisa diperbaiki.
“Untuk meteran pelanggan yang rusak selama ini, kita akan buatkan solusi administrasi. Mungkin semacam kesepakatan antara pelanggan dangan PDAM. Tapi itu setelah saya konsultasi dengan bagian hukum. Nantilah kita coba lihat, bagaimana mekanismenya,” jelasnya.
Sementara itu kata Zaharuddin, pada Rencana Kerja Perusahaan (RKP) kedepanya dirinya akan menyediakan pos anggaran untuk tukang servis meteran dari perusahaan. Termasuk kelengkapan para pekerja yaitu Keamanan, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja (K3K).
“Dengan catatan, orang ini harus melatih orang kita di PDAM. Jangan sampai setiap kita beli meteran harus mendatangkan kembali tim servis, itu bukan solusi, anak kecil saja pandai kalau begitu. Kita cukup mendatangkan tim servis sekali saja. Dan untuk K3K kita juga harus lengkap. Ni tidak, kita hanya punya sepatu pak, itu baru K1 namanya.” Tegas Zaharuddin.
Laporan : Mon.