Jika Dibiarkan Terus, Wahana Gelper Berpotensi Kluster Baru

Peningkatan kurva Covid-19 yang telah mencapai 71 kasus terbilang fantastis. Seharusnya kondisi ini menjadi perhatian yang serius, jangan sampai Kota Tanjungpinang dinobatkan sebagai zona merah.

Ternyata, kekhwatiran yang teramat itu bukan suatu acaman bagi pengusaha hiburan gelandang permainan (Galper). Faktanya, kegiatan berjalan hanya dengan sekedar protokol kesehatan.

Perihal cenderung mengabaikan ini menjadi sorotan tajam oleh Laode Kamarudin. Berdiri sebagai warga yang peduli akan kesehatan, kronologi ini sangat disayangkan terjadi di wilayah Tanjungpinang.

“Kegiatan keagamaan dirumah ibadah mengikuti aturan protokol, sekolah sekolah harus diliburkan agar tidak tertular. Kok ini, tempat permainan berkedok judi didiamkan,” ucapnya saat ditemui di kawasan Bintan Center, Senin (03/7/20) pagi.

Baginya (Laode), Indonesia telah memasuki fase lampu merah atas penyebaran Covid-19. Terkhusus di kota Tanjungpinang, menurutnya, harus menjadi musuh bersama agar tidak memunculkan klaster klaster baru.

“Ruko yang kecil itu dijadikan tempat orang-orang bermain gelper tentu rentan. Apalagi diruangan tertutup seperti itu, bisa mempercepat penularan,” jelas Laode yang aktif menyoroti kebijakan pemerintah, khususnya izin aktivitas gelper ini.

Laode juga sempat menyinggung perihal wabah Covid-19 yang telah menulari Gubernur Kepri baru baru ini. Pastinya masyarakt kaget dan bertanya-tanya, bagaimana bisa tertular meski sudah menerapkan protokol kesehatan.

“Itulah satu bukti yang dikatakan para ahli epidemiologi bahwa virus ini sulit diditek, padahal aktivitas mereka sangat singkat. Bisa bayangkan di arena gelper itu,” ujarnya seolah membandingkan tingkat kemungkinan tertular covid-19 tersebut.

Melihat potensi acaman kluster baru itu, upaya untuk mendapatkan tanggapan dari Plt Walikota Tanjungpinang sudah dilayangkan melalui WhatsApp. Namun, sampai berita ini diunggah belum dijawab.

Masyarakat hanya ingin mengetahui respon dan kewaspadaan dari Pemko Tanjungpinang dan pemangku kepentingan. Waspada Covid-19 itu lebih baik daripada celaka tak disadari. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *