Tekan Angka Stanting, Dinas PMD Natuna Gelar Acara Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa dan KMP
(Kepala Dinas PMD Natuna Anrizalzen, buka acara penguatan aparatur desa dan PKM dalam percepatan penanganan stanting)
Natuna, Poroskepri.com – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Natuna, gelar kegiatan Penguatan Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa dan Kader Pembangunan Manusia (KPM).
Kegiatan ini dilaksanakan, agar penanganan percepatan penurunan angka stanting disetiap Desa se-Kabupaten Natuna lebih maksimal lagi, jelas Kepala Dinas PMD Natuna, Anrizalzen, saat membuka acara di Gedung Klinik Keuangan Desa, Batu Hitam Ranai, Jum’at (23/09/2022).
Untuk percepatan menekan angka stanting, tentunya kata Anrizalzen, para aparatur dan PKM desa harus memiliki data yang akurat.
Maka dari itu, untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam pendataan, dirinya berharap kepada para aparatur dan PKM desa untuk lebih intens lagi berkoordinasi ke semua stakholder yang ada.
“Kalau ada kendala dilapangan seperti tidak validnya data atau adanya ego sektoral, minim anggaran tolong dilaporkan ke dinas. Karena laporan progres stanting ini menjadi salah satu syarat untuk pencairan anggaran ke desa,” jelasnya.
Dan dirinya berharap tidak ada lagi desa yang terhalang penyaluran anggaran gara-gara laporan progres penanganan stantingnya tidak selesai.
Menanggapi keluhan aparatur dan PKM desa saat mensosialisaikan stanting di desanya. Seperti, sulitnya mengumpulkan semua kepala keluarga, karena setiap diundang berkumpul tidak semua kepala keluarga bisa hadir, tanya dari salah satu perwakilan desa.
“Solusinya, saya minta kepada para aparatur serta PKM desa untuk bisa langsung datang kerumah keluarga yang tidak hadir, kalau bisa ajak Babinsa atau Babinkamtibmas untuk mengasih pemahaman kepada keluarga tersebut,” pinta Anrizalzen.
Sementera itu tenaga ahli dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Janti Wadi Ritonga, yang menjadi pembicara pada acara tersebut mengatakan, semua keluarga yang mengalami stanting tidak semua dari kalangan orang miskin.
“40 persen kasus stanting ada pada anak orang kaya, itu dikarenakan salahnya pola hidup. Dan ini juga menjadi salah satu kendala dalam pendataan. Maaf, mungkin diantara mereka ada yang malu untuk melaporkan. Disini aparatur dan PKM desa harus punya trik untuk mendapatkan datanya,” ujar Janti Wadi Ritonga.
Dirinya meminta setiap aparatur desa mencari penyebab meningkatnya stanting dan berapa jumlahnya.
“Ini dasar dari sebuah desa untuk menganggarkan untuk penanganan stanting,” ujarnya.
Dikatakannya, pemberian makanan tambahan kepada anak kurang gizi jangan disamakan dengan anak normal.
“Untuk anak yang stanting makanan nya harus diberikan selama 90 hari. Dan harus dipastikan juga kadar gizi yang dimakannya. Kalau perlu didampingi oleh ahli gizi.” jelasnya.
Janti Wadi Ritonga, mengingatkan setiap progres penanganan stanting disetiap desa harus dilaporkan dengan detail sesuai aturan yang ada.
“Kalau hanya laporan lisan saja tak kuat, kita harus ada bukti. Karena ini mau di upload ke aplikasi. Dan lapora ini telah menjadi salah syarat untuk penyaluran anggaran kedesa,” pungkasnya.
Sebelumnya, ditempat yang sama Dinas PMD Natuna juga telah melaksanakan kegiatan Penguatan Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa dan Kader Pembangunan Manusia (KPM). Dalam penanganan percepatan penurunan stanting, tahap I.
Adapun desa-desa yang mengikuti pada tahap I adalah : desa-desa se-kecamatan Bunguran Barat, Bunguran Utara, Pulau 3, dan Batubi.
Dan sosialisasi yang baru dilaksanakan (tahap II) di ikuti oleh desa-desa se-Kecamatan Bunguran Timur, Bunguran Timur Laut dan Bunguran Selatan.
Diinfokan untuk kegiatan tahap III dengan waktu yang belum ditentukan, Dinas PMD akan melaksanakan ditempat yang sama dengan peserta dari desa-desa se-Kecamatan Midai, Suak Midai, Serasan, Serasan Timur dan Pulau Laut.
Mon.