Kesadaran Bela Negara di Perbatasan, Ngesti: Natuna Siap Segala Aspek
Kementrian Dalam Negeri Indonesia sosialisasi peningkatan kesadaran dalam membela negara, khususnya di daerah perbatasan. Kabupaten Natuna merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau yang juga terletak di wilayah perbatasan.
Menyadari Kabupaten Natuna sebagai daerah perbatasan paling luar, Wakil Bupati Ngesti Yuni Suprapti, memastikan bahwa Natuna akan selalu menjaga dan siap membela negara.
“Masyarakat Natuna harus siap dalam segala aspek gangguan dan rongrongan terhadap keutuhan NKRI,” ujar Ngesti dalam agenda Forum Dialog Kesadaran Bela Negara di aula Natuna Hotel, Ranai, Kamis (07/10/19) pagi.
Forum yang mengangkat tema Meningkat kan Semangat Bela Negara Untuk menjaga Keutuhan dan Kedaulatan NKRI di Wilayah Perbatasan, Ngesti bersyukur atas kondisi Natuna. Sejauh ini dalam situasi aman dan kondusif.
Ia pun mengajak semua pihak untuk melihat isu belakangan ini. Dimana paham-paham radikalisme kian mengancam kedaulatan Bangsa. Ajakan terhadap amanah Presiden Republik Indonesia pun diutarakan, guna menjaga persatuan demi kelangsungan Bangsa dan Negara Indonesia.
“Mari hidupkan kembali budaya yang mulai hilang dari kehidupan Bangsa Indonesia. Junjung Negara dengan rasa Nasionalisme dan bertanggungjawab dalam butir Pancasila,” ucap Ngesti
Sementara itu, Didi Suryana, SE, MM, selaku Dirjen Polhum Dalam Negeri mengatakan bahwa pentingnya memiliki rasa Nasionalisme dan meninggalkan paham Prudalisme yang bertentangan dengan azas Negara Indonesia.
Selain itu, masih menurutnya, anak bangsa perlu menjunjung tinggi moral Pancasila dan Etika berbangsa serta patuh kepada UUD1945. Sesuai dengan dasar Forum Dialog itu, anak bangsa berkewajiban Bela Negara yang di tuangkan dalam UUD 1945 pasal 27 ayat 3.
“Sebagai warga negara memiliki kewajiban menjaga kelangsungan kontitusi kita. Jaga demokrasi yang beradab untuk kehidupan bernegara saat ini dan untuk generasi yang akan datang,” jelas Didi Suryana di hadapan 70 peserta kader Bela Negara.
Didi memaparkan prihal konstentasi Pemilu 2019. Meski telah namun tidak sedikit menyisakan masalah diberbagai daerah hingga Ibu Kota. Sengketa Pemilu hingga slogan kecurangan menjadi dasar tidak terima hasil pemilu.
“Rasa kecewa berubah menjadi huru-hara, kebebasan berpendapat menjadi anarkisme. Kerusuhan yang menelan korban terjadi di berbagai daerah, Papua Barat tersulut kemarahan atas berita hoax dan propaganda,” paparnya.
Menurutnya, sebagai cerminan akan minimnya moral bangsa Indonesia, kritis moral Pancasila, hilangnya semangat Bhinneka Tunggal Ika, serta pudar nya semangat persatuan azas Berbangsa dan Bernegara.
“Menyikapi hal ini, Kementrian Dalam Negeri bersama Direktorat Bina Ideologi Karakter dan Kebangsaan Negara serta Direktorat Jenderal Politik Pemerintahan Umum mensosialisasikan Kesadaran Bela Negara di Wilayah Perbatasan Kabubaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau,” terangnya.
Di penghujung acara ada siraman rohani dari, H. Tirtayasa Al Hafiz, S. Ag, Imam besar Masjid Agung Natuna. Tampak hadir OPD, TNI, POLRI, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh wanita dan kader Bela Negara. (Herry)