Kepri dan Kemenko Maritim Sepakat Tingkatkan Produksi Ikan Rucah

Batam – Hasil pertemuan antara Provinsi Kepri dengan Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenko Maritim RI, akhirnya disepakati untuk meningkatkan produksi ikan rucah di Kepri, Jumat (29/3).

Wakil Gubernur Kepri H. Isdianto, bertemu dengan Dr. Ir. Ridwan Djamaluddin, M.Sc (Kemenko Maritim RI) di Bandara Hang Nadim, Kota Batam. Isdianto didampingi Pejabat Analis Produk Perikanan Pertanian, Biro Perekonomian Setda Kepri Riki Rionaldi, S.STP, M.Si.

Pada kesempatan, Wagub Isdianto menjelaskan bahwa Provinsi Kepri telah memiliki cluster percontohan seluas 1,5 Ha. Saat ini telah berhasil memproduksi ekstrak bahan alam perikanan kelautan dari bahan baku ikan dan teripang.

Kegiatan industri dikelola Oleh PT. Aruna Industri Bintan (AIMK) bekerja sama dengan BUMDES dan Komunitas Nelayan. Adapun salah satu olahan adalah ikan (ikan rucah / non konsumsi) berupa Hidrolisat Protein Ikan (HPI). Saat ini mengalami Over Kapasitas Permintaan dari kerja sama dengan PT. Kimia Farma.

“Oleh karena itu, Provinsi Kepri meminta dukungan dan bantuan kepada Kemenko Kemaritiman RI membantu agar lebih berkembang lagi. Selain itu juga dapat mereplikasi yang telah berjalan di Bintan kepada kabupaten dan kota lain di Kepri. Terkhusus di Kabupaten Natuna,” pinta Isdianto.

Selain itu juga Isdianto meminta dukungan serta bantuan Pemerintah pusat, terutama melalui Deputi III untuk mensukseskan Peresmian secara Nasional Kawasan Edu Ekologi Wisata Bahari Kampong Teripang yang akan dilaksanakan 27 April 2019 mendatang.

Data yang dipaparkan, jumlah masyarakat miskin hampir 9,66 persen dari 250 juta penduduk Indonesia, 32 persen dari itu adalah nelayan. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013-2018) Kementrian Kesehatan RI, ditemukan 17,7 persen Gizi Kurang dan 30,8 persen stunting. Juga ditemukannya Obesitas, dari 14,8 persen meningkat menjadi 21,8 persen.

Isdianto melanjutkan, selain untuk memenuhi kebutuhan sumber protein, industri ini juga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena memanfaatkan hasil ikan runcah (tidak terpakai) menjadi lebih memiliki nilai jual.

Untuk memenuhi protein selain daripada Susu, sambung Isdianto, Hidrolisat Protein Ikan (HPI) sangat bermanfaat karena mudah didapatkan oleh masyarakat. Khususnya masyarakat di pesisir sebagai nelayan.

“Kita tahu bahwa hidrolisat Protein Ikan juga mampu mencegah stunting dan obesitas karena dapat meningkatkan berat badan, daya cerna dan penyerapan protein. Makanya sangat dibutuhkan dukungan agar kegiatan positif ini berperan dalam menyehatkan generasi dan mendukung program Nasional cegah stunting,” kata Isdianto.

Sementara itu  Deputi III Kemenko Maritim Ir. Ridwan Djamaluddin berjanji akan mendukung penuh para start up (perusahaan baru perintis) yang digagas oleh generasi milenial dan akan segera dibahas/dibicarakan dengan Bapak Menteri Luhut berserta Kementerian terkait lainnya nanti di Jakarta.

Ridwan melanjutkan, untuk pengembangan kedepannya, peningkatan permintaan sebanyak 30 ton akan difokuskan di Kabupaten Natuna. Tepatnya di Selat Lampa, karena ada coolstorage disana.

“Dukungan dari semua pihak dalam mengembangkan ini harus diapresiasi. Hal-hal yang penghambat segera dicari solusinya agar bisa diwujudkan. Manfaat dan dampak positif dari industri ini sangat nyata dan dapat mencegah kekurangan seperti sumber protein,” jelasnya.

Kesempatan itu, Riki Rionaldi mengatakan bahwa start up memiliki peluang yang sangat besar dan sudah bekerja sama dengan Kimia Farma. Selain itu, memanfaatkan hasil dari ikan runcah tersebut mampu menambah pendapatan nelayan.

Menurut Riki, permintaan dari Kimia Farma semakin besar. Dari 3 ton meningkat menjadi 12 ton, rencananya akan meningkat menjadi 30 ton sampai 60 ton . Sementara ini pengembangan cluster industri Hidrolisat Protein Ikan (HPI) baru berkembang di Kabupaten Bintan.

“Dengan adanya pengembangan hasil laut lainnya seperti teripang, menjadikan Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan menjadi objek wisata kuliner dan sudah mendapat kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 10 ribu orang per bulan,” kata Riki.

Sumber: Humas

Editor: Red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *