Kelompok Sosial : Pengertian, Macam, Klasifikasi, Syarat serta Ciri-cirinya
Natuna, Poroskepri.com – pengertian Kelompok Sosial, sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan sesamanya. Kebutuhan interaksi ini merupakan kebutuhan mendasar yang jika tidak dipenuhi, manusia bisa merasakan jenuh bahkan sampai stress.
Contohnya bisa kita lihat pada masa pandemi Covid19 beberapa tahun yang lalu. Pada saat itu banyak laporan menyebutkan tingkat stress masyarakat meningkat. Keterbatasan interaksi sosial yang mendadak menjadi salah satu sebabnya.
Kelompok-kelompok sosial berkurang dan jarang berkumpul pada saat itu.
Seberapa besar sih peran kelompok sosial?
“Berdasarkan dari berbagai sumber yang berhasil dihimpun, kita bisa mencoba membahas bersama tentang kelompok sosial,” jelas, Indah Monita salah satu pelajar MAN 1 Natuna, kepada media poroskepri.com Minggu (8/12/2024).
A. Pengertian Kelompok Sosial
Seperti biasa, definisi terkadang tidak dapat mendeskripsikan gambaran yang benar-benar tepat apa yang didefinisikan karena keterbatasan kata, diksi, atau metafora.
Namun dengan definisi, setidaknya kita bisa memahami sesuatu mendekati pengertian sebenarnya.
Karena sejatinya, definisi tentang kelompok sosial telah banyak diungkapkan oleh banyak ahli.
Berikut ini merupakan pendapat para ahli mengenai kelompok sosial :
1. Soerjono Soekanto
Profesor sosiologi dari Universitas Indonesia tersebut mendefinisikan kelompok sosial sebagai kesatuan-kesatuan atau himpunan manusia yang hidup berdampingan karena memiliki hubungan yang saling timbal balik dan saling mempengaruhi satu sama lain.
2. George Homans
Sosiolog asal Amerika Serikat ini mendefinisikan kelompok sosial sebagai kumpulan individu yang saling berinteraksi, melakukan kegiatan, dan memiliki perasaan yang mendorong untuk membentuk sesuatu yang terorganisir secara menyeluruh dan saling timbal balik.
3. Paul B. Horton dan Chester Chester L. Hunt
Kedua sosiolog ini mendefinisikan kelompok sosial sebagai sekumpulan manusia yang sadar akan keanggotaannya sebagai makhluk sosial kemudian saling berinteraksi satu sama lain.
Proses Terbentuknya Kelompok Sosial
Fitrah manusia sebagai makhluk sosial mendorong manusia untuk berinteraksi dengan sesamanya. Manusia saling membutuhkan satu sama lain.
Karena sifat dasar tersebut, kelompok sosial dengan mudah terbentuk secara alami. Adanya interaksi menjadikan mereka berkumpul, membuat kelompok baik terorganisir atau tidak, lalu membuat kegiatan di dalamnya.
Semakin panjang interaksi mereka, semakin kuat ikatan yang terjalin. Semakin kuat ikatan tersebut, semakin kuat persatuan dan kesatuan di dalam kelompok tersebut.
Kuatnya ikatan perasaan di dalam kelompok tersebut dipengaruhi oleh kesamaan dalam tujuan, pemikiran, hobi, cita-cita, perilaku, dan sebagainya. Selain itu, ada beberapa dorongan yang menjadikan manusia butuh untuk berkelompok.
Pendorong-pendorong tersebut dapat dijabarkan melalui penjelasan di bawah ini :
1. Dorongan untuk bertahan hidup
Salah satu kebutuhan manusia adalah dengan bersosialisasi dengan sesamanya. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan manusia untuk saling tolong menolong.
Melakukan kegiatan ekonomi saja, manusia memerlukan manusia lainnya, baik sebagai produsen, distributor, ataupun konsumen.
2. Dorongan untuk meneruskan garis keturunan
Kebutuhan lain manusia yang tidak mungkin dapat dicapai oleh dirinya sendiri adalah memiliki garis keturunan. Untuk mempunyai keturunan, seseorang harus menikahi lawan jenisnya. Dari pernikahan tersebut akan terbentuk kelompok sosial kecil berupa keluarga.
3. Dorongan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerjaan
Pekerjaan yang dilakukan seorang diri, terlebih tanpa pembagian tugas dan manajemen yang baik tentunya sangat melelahkan. Bayangkan saya misalnya dalam sebuah keluarga, seorang ibu harus mencari nafkah, membereskan urusan rumah tangga, mendidik anak, memasak, dan lain-lain dan semua itu dikerjakan sendiri, tentu melelahkan. Tidak adanya efektivitas, efisiensi, dan pembagian tugas dalam pekerjaan menyebabkan pekerjaan terasa sangat berat.
Hingga terbentuklah bermacam-macam kelompok sosial. Ada yang berdasarkan hobi. Ada yang berdasarkan cita-cita. Ada yang berdasarkan pemikiran. Bahkan ada yang berdasarkan kesamaan nasib. Mereka membentuk kelompok sosial untuk saling menguatkan satu sama lain. Karena pada dasarnya, manusia akan kesulitan untuk berjuang sendiri.
Kelompok sosial berbeda dengan kelas sosial. Jika kelompok sosial terbentuk secara alami karena adanya ikatan perasaan dan kebutuhan.
Sedangkan kelas sosial tercipta karena adanya perbedaan tingkatan antara manusia satu dengan manusia lainnya.
Kelas sosial pada umumnya muncul karena adanya pihak yang menganggap diri atau kelompoknya lebih tinggi atau lebih rendah dari yang lain.
Macam-macam Kelompok Sosial
Kelompok sosial terbagi menjadi beberapa macam dan kategori. Berdasarkan proses terbentuknya, kelompok sosial terbagi menjadi kelompok semu, kelompok nyata, kelompok statistik, kelompok statistik, kelompok kemasyarakatan, kelompok masyarakat khusus, dan kelompok asosiasi.
Sementara berdasarkan ikatan antar anggotanya, kelompok sosial terbagi menjadi kelompok sosial etnis, bangsa, masyarakat, paguyuban, patembayan, komunitas, dan organisasi sosial. Penjelasan lebih rinci akan kita bahas di bawah ini.
Kelompok Sosial Berdasarkan Proses Terbentuknya
Kelompok semu
Kelompok semu terdiri dari orang-orang yang terbentuk sementara secara spontan dan tidak memiliki identitas, aturan, ikatan, ataupun tujuan bersama. Dalam kelompok semu, interaksi dan komunikasi hanya bersifat sementara dan tidak mengikat. Oleh karena itu, kelompok semu tidak bertahan lama.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, contoh kelompok semu adalah:
1). Kerumunan
Kerumunan merupakan kumpulan yang terjadi secara spontan dan tidak teratur. Kerumunan terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
– Kerumunan formal
Kerumunan yang mempunyai pusat perhatian yang sama. Contoh: penonton sepak bola, penonton bioskop, dan sebagainya.
– Kerumunan terencana yang ekspresif
Kerumunan yang terencana, tidak mempunyai pusat perhatian yang sama, namun memiliki tujuan yang sama.
Contoh: orang yang menghadiri pesta, orang yang rekreasi, dan sebagainya.
– Kerumunan santai namun tidak nyaman
Kerumunan yang terbentuk karena adanya kebutuhan untuk menggunakan fasilitas umum di suatu tempat.
Contoh : orang sedang menunggu bis, orang sedang menunggu antrian, dan lain-lain.
– Kerumunan panik
Kerumunan yang terbentuk karena adanya kepanikan dan ingin menyelamatkan diri dari sebuah marabahaya.
Contoh : kerumunan di titik evakuasi bencana alam, dan lain-lain.
– Spectator Casual Crowd
Kerumunan yang terbentuk karena adanya suatu peristiwa tertentu.
Contoh : kerumunan karena adanya penampakan UFO di langit atau pergerakan indah dari sekelompok burung, dan sebagainya.
– Kerumunan yang melawan hukum
Kerumunan yang terbentuk karena adanya sebuah tindakan yang melawan hukum.
Contoh : tawuran, pengeroyokan, dan sebagainya.
– Kerumunan yang berlawanan dengan moral
Kerumunan ini terbentuk karena kumpulan orang yang melakukan kegiatan yang berlawanan dengan nilai dan norma-norma yang dianut oleh masyarakat tertentu.
Contoh : kerumunan orang mabuk.
Massa
Kelompok sosial jenis ini hampir sama dengan kerumunan. Bedanya, massa direncanakan dan diorganisir. Massa sifatnya tidak spontan.
Contoh : Demonstrasi, kampanye, parade, dan lain-lain.
Publik
Publik merupakan kumpulan individu dalam jumlah besar namun secara fisik tidak harus berada di satu tempat yang sama. Publik biasanya direncanakan dan tidak jarang satukan karena alat komunikasi.
Contoh : pemirsa TV dan youtube.
Kelompok nyata
Kelompok nyata merupakan kelompok sosial yang bersifat tetap. Sebagian besar kelompok yang ada di masyarakat merupakan kelompok nyata. Kelompok nyata terbagi menjadi beberapa jenis lagi, yaitu:
Kelompok statistik
Biasanya, kelompok sosial jenis ini ada karena keperluan penelitian. Kelompok ini tidak terorganisir, apalagi terencana. Tidak ada kesadaran berkelompok dalam kelompok statistik dan ada karena disesuaikan dengan kepentingan. Contoh: kelompok penduduk usia 17-65 tahun, kelompok remaja yang mempunyai akun media sosial, dan lain-lain.
Kelompok Masyarakat
Kelompok sosial yang terbentuk karena adanya kesamaan kepentingan di antara anggotanya. Namun demikian, kesamaan kepentingan tersebut tidak lantas menjadikan kepentingan bersama dalam kelompok ini. Kelompok ini terbentuk secara alami dan spontan, tanpa perlu direncanakan.
Kelompok masyarakat memungkinkan adanya sarana kesadaran berkelompok dan interaksi karena adanya sarana pemersatu. Sifatnya tetap dan memiliki kemungkinan tidak dibatasi oleh wilayah. Contoh:
Kelompok masyarakat khusus
Kelompok ini terbentuk karena adanya kesamaan yang khusus dan lebih spesifik di antara anggotanya. Kesamaan tersebut bisa berupa usia, gender, tempat tinggal, pekerjaan, dan lain-lain. Kelompok ini terbentuk secara alami dan biasanya terbentuk karena ketersediaan sarana untuk bersatu. Anggotanya memiliki kesadaran dalam berkelompok dan interaksi yang kontinu.
Kelompok asosiasi
Kelompok ini memiliki sifat tetap. Keberadaannya sengaja dibentuk dan direncanakan dengan baik. Biasanya kelompok ini mempunyai organisasi yang kuat dan memiliki sistem yang terorganisir dengan baik.