Isdianto: Menyusun RPJMD Kepri Harus Terbaik
Rapat Penyamaan Persepsi Dalam Rangka Persiapan Penyusunan RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021- 2024 dipimpin Plt. Gubernur Kepri H Isdianto. Berharap keberadaan RPJMD dalam jangka 5 tahun kedepan lebih dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat.
Dihadapan semua jajaran pemimpin OPD di Provinsi Kepri yang bertempat di Rupatama Lt.4 kantor Gubernur, Isdianto menginginkan komitmen penuh dari setiap OPD dalam menyusun RPJMD secara matang dan komperhensif.
“Mari kita bertukar pikiran dan berikan ide serta masukan yang terbaik agar perencanaan semakin matang sehingga tercapai kesejahteraan masyarakat Kepri,” ajak Isdianto dalam memimpin rapat, Jumat (28/2).
Isdianto juga mengatakan, keberadaan tim UGM diharapkan dapat membantu hasilkan rumusan RPJMD tersusun dengan maksimal dan tercapai pelaksanaannya. Diharapkan juga dapat menjadi acuan perencanaan 5 tahun mendatang.
Keberadaan tim UGM, lanjut Isdianto, bukan tanpa alasan Pemprov Kepri memilihnya. Pada bulan lalu telah menandatangani nota kesepahaman. Dengan reputasi yang baik diharapkan dapat menjembatani persiapan penyusunan RPJMD secara maksimal.
“Ini merupakan wujud komitmen serius Pemerintah Provinsi Kepri dalam menyusun RPJMD. Selain itu juga untuk menguatkan Sumber Daya Aparatur. Karena disadari masih banyak yang perlu ditingkatkan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kepri,” lanjutnya.
Oleh karena itu, Ia berpesan agar seluruh OPD menggunakan kesempatan ini. Menyatukan persepsi diharapkan ide dan gagasan baru dari setiap elemen dapat mewarnai pembangunan dalam mencapai target yang maksimal.
Sementara Kepala Barenlitbang, Naharuddin, mengatakan bahwa dalam menyusun perencanaan harus diawali dengan penyamaan persepesi di semua OPD. Pentingnya persamaan persepsi sehingga muara yang ingin dicapai adalah tercapainya visi dan misi pembangunan.
Nahar menghimbau kepada semua OPD yang hadir agar benar-benar memanfaatkan waktu dalam kesempatan ini apalagi dengan keberadaan tim dari UGM untuk menyumbangkan ide dan masukan agar penyusunan RPJMD dapat lebih maksimal.
“Ini adalah awal dari pekerjaan besar kita ditiap tahapannya dengan pendampingan dari tim UGM diharapkan dapat menghasilakan rancangan RPJMD yang terbaik,” lanjut Nahar.
Dalam pada itu, Ketua Tim UGM Indonesia Prof Dr Wahyudi Kumorotomo mengawali paparannya menekankan bahwa keberadaan perencanaan agar tidak hanya bersifat dokumen belaka, namun rencana tersebut benar-benar dijalankan.
“Kita buat rencana bukan sekedar dibuat, namun mewakili gagagasan semua pihak terkait untuk jangka waktu tertentu, harus menjadi dokumen yang benar-benar di laksanakan,” kata Wahyudi.
Dalam penyusunan perencanaa, Wahyudi melanjutkan dapat juga dilihat dari tujuan background study, yakni: Evaluasi Kinerja 5 Tahun; Rumusan Indikator Kinerja; Penjabaran Kebijakan Pusat; Isu Regional; Analisis Studi Terkini; serta Permasalahan dan Isu Strategis.
Inti perencanaan yang dibuat harus sesuai dengan kebutuhan yang ada di daerah terkait sehingga mendapatkan kesesuaian. Wahyudi menjelaskan, ada pedoman umum untuk mendapatkan “SMART”, dengan rincian: Spesific (khas), Measurable (Terukur), Achievable (Tercapai), Realistic (Sesuai Kenyataan) dan Time-bound (Acuan Waktu).
“Contoh rumusan sasaran pembangunan yang SMART, misalnya, kemiskinan turun, kesempatan kerja naik. Infrastrukur semakin baik. Kesenjangan berkurang serta kualitas hidup masyarakat meningkat,” tambahnya lagi.
Wahyudi juga mengatakan bahwa dalam Visi dan Misi Provinsi Kepri 2016-2021, apakah masih relevan dan menjadi prioritas sehingga perlu pembahasan lebih lanjut agar tidak terjadi tumpang tindih dan salah tafsir. Selain itu keterkaitan antar dokumen (RPJPD, RPJMD, RKPD dan RENSTRA OPD) juga harus saling berhubungan, keterkaitan tersebut meniadi landasan pokok
“Untuk itu, kami siap berkoordinasi, membantu dan menggiring Pemprov Kepri dalam menyusun RPJMD nya,” pungkasnya.
Kemudian, Tim Tenaga Ahli Nurhadi Susanto mengatakan bahwa perencanaan bukan hanya sekedar menyusun apa yang akan dilakukan, namun lebih kepada proses menentukan apa yang akan di ubah dan di capai besok. Dengan demikian baru dapat di ikuti dengan mengetahui apa yang akan di kerjakan.
Nurhadi mencontohkan, selama ini kebanyakan perencanaan tidak dikerjakan dan mengerjakan apa yang tidak direncanakan. Kemudian, Visi dan Misi berubah namun program kegiatan tidak berubah.
“Ada tantangan besar untuk mengubah mindset tersebut. Setiap perencanaan harus dijalankan, dan setiap tahapan diharapkan dapat partisipatif dari semua pihak,” jelasnya. (Hms/Red)