Kepala Sekolah SMP-IT As-Sakinah Tidak Transparan, Swakelola RKB Rawan Kolusi
Papan pengumuman pekerjaan yang bersumber APBN tahun 2025 untuk SMP-IT As-Sakinah
Kepala Sekolah SMP-IT As-Sakinah Tanjungpinang dikesan tertutup memberi informasi. Penggunaan dana bantuan pemerintah program revitalisasi satuan pendidikan tahun 2025 ini menjadi pertanyaan.
Respon Lutfi, selaku Kepala Sekolah, saat dikonfirmasi menunjukkan sikap yang kurang profesional. Kewenangannya dalam mengelola dana, pada konteks swakelola pembangunan ruang kelas baru (RKB) tidak transparan.
Pasalnya, di singgung dua (2) hal yang menyangkut aspek pekerjaan tidak dijawab sesuai kewenangan dan informasi yang dimilikinya. Terkesan lebih menutupi sebuah informasi yang seharusnya diketahui umum.
“Maaf, kita belum bisa menunjukkan denah gambar kerjaan itu. Ini untuk kepentingan apa, karena ditakutkan nanti akan disalah gunakan,” ucap Lutfi saat ditemui di sekolah, Tanjung Sebauk, Senin (1/12/25).
Meskipun sudah dijelaskan bahwa denah gambar dimaksud hanya untuk menyesuaikan hasil pekerjaan dengan perencanaan swakelola. Namun, Lutfi tetap bersikeras menolak, dan terkesan menutupi sesuatu.
Selain itu, terkait belanja material bahan bangunan untuk pekerjaan, Lutfi kembali menunjukan sikap yang kurang berkenan. Karena, dimana tempat (toko) belanja material perlu disampaikan, guna memastikan pihak panitia tidak melibatkan pihak ketiga.
“Untuk belanja semua material di toko, tempat mitra kita. Dan kami tidak ada kewajiban untuk memberitahu kepada pihak luar,” kata Lutfi.

Sangat disayangkan, meskipun sudah dijaleskan maksud tujuan konfirmasi, kepala sekolah ini tetap menutupi. Respon yang diberikan menunjukan tidak transparan dalam menggunakan anggaran APBN 2025 untuk kegiatan swakelola tersebut.
Respon dan jawaban kepala sekolah ini sangat bertolak belakang dengan informasi yang sampaikan koordinator pekerjaan dilapangan, Warno. Menurutnya, ia dan kepala sekolah yang merangkap ketua panitia ini, komunikasi dalam bekerja sangat baik.
Sebelumnya, menurut Warno, secara keseluruhan pekerjaan swakelola RKB itu dikendalikan oleh kepala sekolah. Baik volume pekerjaan sesuai denah bangunan maupun belanja bahan material.
“Sebaiknya, untuk mendapatkan informasi mengenai pekerjaan swakelola ini, temui saja kepala sekolahnya, pak Lutfi. Bapak itu yang lebih tahu dalam menggunakan anggaran,” ujar Warno.
Warno juga mengatakan, selain Lutfi, ia juga berurusan dengan pihak yayasan terkait pekerjaan swakelola RKB itu. Adapun personal yayasan yang dimaksud adalah Ismiyati.
“Untuk pekerja disini sebagian besar adalah masyarakat sekitar. Saya di sini sebagai penanggung jawab pekerjaan,” ujar Warno, sambil menjelaskan tahapan pekerjaan yang hampir rampung dalam beberapa minggu lagi.
Masih menurut Warno, penggunaan anggaran itu berupa pekerjaan bagunan baru. Adapun bangunan yang terdiri dari ruang perpustakaan, ruang laboratorium dan toilet.

Sebagaimana diketahui, pekerjaan swakelola di sekolah, peran kepala sekolah sangat krusial dan memiliki potensi penyimpangan (kolusi) dalam proyek revitalisasi.
Potensi ini berawal jika tidak melalui proses seleksi yang transparan, melainkan pada hubungan pribadi atau kekerabatan. Sehingga dapat berkolusi untuk mengatur RAB dan harga material.
Makanya. Penunjukan harus transparan, meliputi konsultan perencana spesifikasi teknis dan pengawasan mutu dan kuantitas pekerjaan di lapangan. Termasuk juga belanja bahan material yang digunakan. (Red)
