Soal Hasil Tangkapan, Nelayan Natuna Belum Bisa Bersaing Dengan Kapal Nelayan Dari Luar

Poroskepri.com, Natuna – Banyaknya kapal termasuk Kapal Ikan Asing (KIA) yang menangkap ikan di perairan Natuna. Dan mereka semua menggunakan alat tangkap ikan modren, tentu hasilnya tak diragukan lagi pasti memuaskan.

Jadi, bagaimana nasib nelayan Natuna, sebagian besar masih menangkap ikan dengan cara tradisional. Apakah bisa bersaing dalam hasil tangkapan??

Terkait hal itu, Dinas Perikanan Kabupaten Natuna adalah salah satu wadah yang tepat untuk mendapatkan jawabannya.

Untuk lebih lanjut, media Poros Kepri mendatangi kantor dinas Perikanan Natuna. Karena pada hari Kamis, (22/04/2021) tersebut banyak tamu dari Kementrian, jadi tak bisalah jumpa Kepala Dinas. Tapi Alhamdulillah bisa bertemu Kabid Pemberdayaan Nelayan, Dedy Damhudy, dan dia bersedia dikonfirmasi.

“Berbagai macam telah dilakukan untuk meningkatkan produksi tangkap nelayan Natuna, agar bisa bersaing dengan kapal ikan dari luar. Tapi hal itu tak semudah membalikan telapak tangan,” jelasnya.

Karena, menurut Dedy, masih banyak nelayan Natuna yang beranggapan menangkap ikan dengan cara tradisional dan perorangan itu adalah ramah lingkungan walaupun hasilnya terbatas.

“Kelemahan nelayan kita sulit berkerjasama secara kelompok. Untuk merubah mindset yang seolah-olah sudah membudaya itu. Kami dari dinas telah melakukan berbagai hal seperti, melakukan pelatihan dan bimbingan, tapi tak semerta-merta langsung jadi, tetap butuh proses panjang,” gumamnya.

Tidak hanya itu, bahkan kata Dedy Damhudy, Dinas Perikanan juga telah menyalurkan bantuan alat tangkap ramah lingkungan kepada Kelompok Usah Bersama (KUB). Tapi dengan hasil takapannya bisa bersaing dengan kapal ikan dari luar.

Adapun kelompok penerima bantuan tersebut, “KUB Kecamatan Bunguran Utara, KUB Kecamatan Pulau Tiga, KUB Desa Cemaga dan KUB daerah Singgang bulan. Sampai sekarang masih dalam pengawasan dinas,” ucapnya.

Untuk tahun ini, Dedy Damhady mengatakan, ada bantuan fish finder(alat pelacak ikan) dan fiber box, untuk Kecamatan Midai dan Kecamatan Serasan
Timur.

Dan ia mewakili Dinas Perikanan, menghimbau seluruh nelayan Natuna, untuk dapat berkerja sama dengan pemerintah dalam program pemberdayaan. Tentunya bukan sekedar program, tapi lebih kepada meningkatkan kesejahteraan nelayan.

“Sesuai data yang dihimpun, salah satu indikator tingkat kemiskinan berasal dari daerah pesisir,” tutupnya.

mon.

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *